Terpesona pada Penampilan mudah Tertipu

PENAMPILAN“Alangkah cantiknya wanita itu, begitu pula dengan pakaiannya dan caranya berjalan… begitu sempurna..”  Apa yang terbesit di dalam benak kita saat mendengar ungkapan itu?  Kesan yang muncul seketika adalah:

  • Orang itu sedang terpesona dengan seorang wanita cantik dan anggun
  • sosok wanita yang dilihatnya itu telah ‘menyihir’ pandangan matanya
  • wanita yang dimaksudnya pastilah wanita istimewa
  • dan sebagainya

Begitupula ketika seorang wanita melihat seorang pria yang tampan dan macho (namun biasanya kebanyakan wanita lebih bisa mengendalikan diri untuk tidak terlihat ‘terang-terangan’ dibandingkan dengan seorang pria yang melihat wanita cantik).  Kembali pada kesan yang ditangkap pada contoh kalimat di atas, tentu kita dapat memahami dan sangat wajar jika seorang pria menyatakan hal itu pada lawan jenisnya.  Namun, apa yang salah dari proses berpikir orang tersebut?

Penampilan sering menipu dan banyak orang yang tidak cermat melihat sebuah peristiwa setidaknya kurang lengkap dalam melihat unsur-unsur yang ada di sekitar dan dibalik dari sosok yang dikaguminya tersebut. Jika ia terperangkap dengan pandangan matanya saja, maka tidak heran ia akan mudah terjebak bahkan terjerumus oleh hawa nafsunya sehingga ia rela melakukan apa saja, bahkan yang terkesan konyol bagi orang lain sekalipun.

Kecantikan, keanggunan, ketampanan, macho merujuk pada kualitas positif dari fisik dan chemistry tubuh manusia.  Kualitas positif ini pada dasarnya tidak ada masalah selama tidak menyimpang dari ucapan dan perilakunya.  Namun tidak seperti zaman dulu, dengan tingkat kriminalitas yang semakin tinggi, penampilan pun “disulap” sehingga mudah mengelabui banyak orang. Sehingga penampilan tidak selalu garis lurus dengan ucapan dan perilaku.  Pengamatan, pemahaman dan intuisi tentunya, akan menjadi hal penting untuk menilai apakah kita telah memandang orang lain dengan benar atau mungkin terjebak.

Berkembangnya seni pemberdayaan diri secara tidak langsung dimanfaatkan pula oleh mereka yang memiliki niat buruk seperti penipuan. Mereka melihat apa yang bisa dia kembangkan untuk bisa tampil percaya diri dan ‘fit’ dengan drama yang mereka mainkan. Sekalipun persentasenya kecil namun pola komunikasi yang hipnotik juga menjadi “modal” mereka ( perlu disadari bahwa semua ilmu memiliki dampak positif dan negatif). Oleh sebab itu kita perlu lebih waspada, bukan sebaliknya menghindari belajar berbagai keilmuan.  Waspada di sini berarti bahwa kita menyadari siapapun orang di sekitar kita tidak bisa kita pandang remeh.

Demikian artikel ini penulis cukupkan dulu semoga bisa menambah pemahaman bersama terhadap fenomena sosial dan bagaimana menyikapi kondisi yang mungkin selama ini belum kita sadari. Ikuti terus artikel-artikel yang ada di situs ini agar menambah wawasan kita baik dalam meningkatkan kemampuan, kepribadian, kesehatan, spiritualitas, dan lain-lain.