Tenaga Dalam & Filosofi dalam Prana Shakti

shaolin tenaga dalamApa yang terjadi ketika kita dikejar-kejar oleh seekor anjing? Jawabannya pasti “lari” sekencang-kencangnya, bisa juga ketika dekat tembok, kita dengan lincah melompati tembok itu, bukan?  Ini adalah contoh sederhana bahwa dalam diri setiap manusia ada kekuatan atau energi yang selama ini belum dibangkitkan namun dalam kondisi tertentu bisa muncul. Contoh lain adalah di saat seseorang terjebak di suatu ruangan tertutup, karena ia ingin segera keluar, maka ia gunakan kekuatan pukulannya yang sangat keras lebih daripada saat ia kerahkan dalam kondisi biasa, sehingga ia bisa menjebol pintu. Ini juga adalah contoh bagaimana kekuatan saat kita mengerahkan tenaga melalui pukulan kita dengan cara memfokuskan pikiran kita.  Tidak ada campur tangan jin di dalamnya, bukan?

Dalam sebuah artikel yang berasal dari redaksi Kompas, yang penulis kutip dari salah satu sumber di internet mengenai fenomena di balik tenaga Prana, dinyatakan hubungan antara Tenaga Dalam dengan ilmu fisika.

Karena seperti juga makhluk hidup lain di tubuh manusia juga tersimpan energi listrik dan dikelilingi medan listrik, maka energi listrik alami ini dapat dikonsentrasikan untuk menghasilkan tenaga dalam. Hal ini dapat terjadi melalui latihan fisik dengan pengaturan pernapasan. Latihan fisik berpengaruh pada suplai oksigen dalam tubuh.

Pandangan itu dilontarkan oleh Prof Dr Pantur Silaban, Guru Besar Ilmu Fisika ITB ketika membahas penyembuhan berbasis tenaga dalam dilihat dari sudut ilmu fisika, dan Indra Abidin, Ketua Umum Paguron Penca Silat Nampon (PPSN) pada lokakarya bertema “Rahasia di Balik Tenaga Dalam” di Jakarta, Sabtu (21/6).

Impuls listrik dihasilkan oleh ATP (adenosine triphosphate) sebagai senyawa yang menyimpan energi tubuh, yang terjadi akibat pembakaran oksigen dalam tubuh. Dalam sel, energi digunakan untuk mensintesis molekul baru, kontraksi otot, konduksi saraf, menghasilkan radian energi yang menghasilkan pancaran sinar.

Medan listrik dapat diperbesar hingga menghasilkan energi listrik tubuh (bioelektris) bila elektron bergerak lebih cepat secara teratur.

Energi atau tenaga dalam inilah yang diolah dan dikembangkan para ahli olah prana untuk menyembuhkan penyakit. “Segala yang ada di alam semesta merupakan manifestasi energi, seperti gravitasi, dan gelombang magnet, serta energi matahari,” jelas Silaban

Tenaga Dalam dalam konteks keilmuan Prana Shakti dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yakni:

  1. Tenaga Dalam yang berada di bawah kelompok Prana, misalnya Qi Gong dari Tiongkok. Semua orang tahu bagaimana para pendekar Shaolin melatih pernapasan, meditasi dan jurus-jurus bela diri. Dalam hal ini tenaga dalam dibangkitkan melalui kekuatan fokus (pikiran), akses pernapasan dan menimbun kekuatan pada Dan Tian yang ada beberapa sentimeter di bawah pusar, dan mengarahkan energi yang telah ditimbun melalui kekuatan (fokus) pikiran ke tangan atau bagian tubuh lain, sehingga tangan atau bagian tubuh lain akan memiliki daya tahan atau kekuatan yang lebih tinggi, baik dalam hal melakukan pukulan, menerima pukulan benda tumpul maupun benda tajam. Proses pembangkitan tenaga dalam pada kelompok ini menggunakan pernafasan dan keseimbangan dengan Qi yang ada di luar yang berasal dari alam semesta, sehingga dapat dikatakan berorientasi pada makrokosmos (jagad besar).
  2. Tenaga Dalam yang beada di bawah kelompok Shakti, misalnya Tenaga Dalam inti, Hikmah, Haq dan sejenisnya. Dalam hal ini tenaga dalam juga menggunakan fokus atau kekuatan pikiran baik melalui meditasi atau amalan-amalan yang sejatinya menggunakan keyakinan murni. Dari latihan ini tenaga dalam bisa dibangkitkan dan praktisi bisa mematahkan besi dan benda keras lainnya.

Pentingnya fokus dalam menimbun (subtle) energy ini yang diarahkan pada bagian tubuh tertentu ini adalah konsep penting dalam keilmuan tenaga dalam.  Jika dikaitkan dengan kekuatan pikiran bawah sadar (sub-conscious mind), maka kondisi trance ikut mengambil peranan penting (karena trance sendiri menunjukkan sebuah proses dari fokus internal). Kalau dilihat contoh di awal artikel ini semakin jelas hubungannya karena ketika dikejar anjing, sebenarnya kita berada dalam kondisi trance sehingga bisa lari dengan sangat cepat atau melompat tinggi yang mungkin tidak pernah dilakukan sebelumnya karena dianggap mustahil. (Hati-hati dengan jebakan logika karena analisa pikiran sadar (conscious mind) yang analitik ternyata masih belum banyak menyentuh potensi dasar manusia yang diberikan oleh Tuhan YME sejak lahir.  Dengan memahami kekuatan pikiran bawah sadar yang dikonotasikan dengan Otak kanan manusia dan digabung dengan kekuatan otak tengah khususnya yang dibangkitkan karena aktivitas kelenjar pineal, maka kita dapat mengeksplorasi pikiran bawah sadar dengan baik karena ia akan terlihat dalam kemampuan kita mengakses (subtle) energy dan proyeksi astral).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tenaga dalam pada dasarnya tidak berkaitan dengan jin. Kadangkala persepsi terakhir ini muncul karena pemahaman yang kurang benar terhadap subtle energi itu sendiri karena salah satu faktornya adalah kurangnya eksplorasi tentang trance state atau kekuatan sub-conscious mind seperti yang dipelajari dalam Hypnosis.

Dalam artikel lain penulis akan memberikan contoh atau aplikasi tenaga dalam sehingga pembaca dapat memahaminya lebih sempurna.

Demikian penjelasan saya semoga bermanfaat !