Menurut Dr. Frank Vincor dan Dr.David Nathan, kita harus mengetahui tidak hanya tanda-tanda terjadinya Diabetes, tetapi juga salah satu kondisi menjadi precursor dari penyakit ini.
- Orang-orang seringkali tidak menyadari bahwa ia mungkin sudah tergolong dalam penderita Prediabetes. Berikut ciri-cirinya:
- Glukosa puasa 100 mg/dL atau lebih tapi kurang dari 125 mg/dL
- Test toleransi glukosa (Glucose-tolerance test) pada kisaran 140 mg/dL sampai kurang dari 200 mg/dL
- Jika tiga atau lebih ciri-ciri berikut terpenuhi, anda terkena syndrom dan beresiko terkena diabetes atau penyakit jantung:
- Ukuran pinggang lebih dari 40 in. (laki-laki) atau 35 in (perempuan)
- Kadar tryglcerides puasa 150 mg/dL atau lebih
- Kadar kolesterol HDL dalam darah kurang dari 40 mg/dL (laki-laki), atau 50 mg/dL (perempuan)
- Tekanan darah 130/85 mm Hg atau lebih
- Glukosa puasa 110 mg/dL atau lebih
- Dan, jika ada tanda-tanda berikut, anda sudah harus berhati-hati terkena Diabetes:
- Glukosa puasa 126 mg/dL atau lebih
- Tanda-tanda lain: Sering buang air kecil, khususnya malam hari, pandangan mata kabur, rasa haus yang meningkat, rasa lapar bertambah, kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas, luka yang sulit sembuh, dan rasa letih yang tidak biasa
Untuk mencegah terjadinya Diabetes perlu mengontrol pola makan, terutama mengurangi asupan karbohidrat dan gula. Di samping itu olah raga juga dibutuhkan namun tidak olahraga yang berat (khususnya bagi yang telah positif menderita diabetes). Hindari stress dalam pekerjaan atau dalam aktivitas sehari-hari dan lakukan stress-management dengan baik agar tidak memicu kenaikan kadar gula darah (glukosa) lebih tinggi lagi.
Selain pengobatan dan kontrol ke dokter, ada terapi lain yang dapat dilakukan untuk mangatasi atau mengurangi resiko dari Diabetes, seperti herbal (seperti sambiloto, belimbing, star fruit (mahoni), mengkudu), akupunktur/ Akupresur, EFT, Hypnotherapy maupun meditasi. Adapula senam untuk para diabetesi.