Penyakit Pikiran lebih berbahaya dari Penyakit Fisik

Pikiran bermasalahKesan di masyarakat selama ini adalah penyakit lebih dominan dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik, misalnya migrain, stroke, diabetes,  penyakit jantung, kanker dan lain-lain dan rela menghabiskan banyak uang untuk sekedar menjaga kesehatan dengan konsumsi multivitamin, suplemen makanan, sampai dengan pemakaian alat-alat khusus termasuk berteknologi tinggi untuk menjamin agar mereka senantiasa sehat dan jika sedang sakit, dianggap sangat penting. Seolah-olah tanpa semua itu tidak akan memberikan mereka rasa nyaman dan kepastian untuk tetap sehat atau sembuh dari penyakit fisik mereka. Padahal, yang lebih penting ternyata bukan mengamankan diri dari berbagai penyakit fisik, melainkan penyakit pikiran. Kok bisa?

Pada dasarnya hampir 80% penyakit disebabkan oleh pikiran sebab hal ikhwal terjadinya penyakit tersebut dari apa yang kita terima melalui panca indera kita yang kemudian diproses melalui otak yang meninggalkan banyak pesan negatif dalam pikiran kita, termasuk gangguan akibat pemetaan mental yang salah akibat Deletion-Distortion dan Generalization yang secara alami mempengaruhi persepsi kita terhadap dunia luar dan diri kita sendiri. Misalnya :

  • Dari pengalaman masa lalu ketika kita mengalami tekanan psikis dari pihak lain yang kebetulan berasal dari latar belakang tertentu yang berbeda dengan kita, maka apa yang terekam dalam pikiran kita tersebut menjadi referensi internal dari peta mental kita sehingga terjadi pola generalisasi saat menghadapi situasi dan kondisi serupa yang melibatkan orang dari latar belakang yang sama dengan sebelumnya. Generalisasi ini jelas tidak memberdayakan bahkan membuat stress berkepanjangan yang bisa mengakibatkan trauma dan penyakit psikosomatis, yakni penyakit yang berawal mula dari masalah psikologis dan akhirnya merambat menjadi masalah atau gangguan kesehatan fisik.
  • Dari apa yang dirasakan, misalnya seseorang yang dominan memiliki kepribadian melankolis, ditambah dengan berbagai cerita, film dan berbagai berita yang menyedihkan, memilukan hati, menakutkan dan sebagainya, mengakibatkn berbagai gangguan pada penyakit fisik misalnya jantung, paru-paru, liver dan sebagainya. Hal ini terjadi karena pikiran kita memposisikan diri secara keliru terhadap pemicu masalah yang menimpa kita.
  • Bagi orang yang temperamen, atau mengalami gangguan psikologis lainnya, seringkali setiap kejadian yang menempatkannya pada posisi yang tidak nyaman akan menimbulkan kekesalan dan amarah, sebuah ledakan emosi yang buruk bagi kesehatan.  Syaraf dan otot menjadi kaku atau tegang, dada terasa sesak, nafas pendek-pendek bahkan tidak jarang menguras energi tubuh sehingga muncul stress dan depresi yang mengakibatkan terganggunya organ atau bagian tubuh mulai dari sakit kepala, paru-paru, jantung, lambung, sulit BAB, dan sebagainya karena peredaran darah terganggu, oksigen tidak dapat diserah darah dan diangkut ke seluruh tubuh dengan baik mengakibatkan banyak ‘sumbatan’ atau blok-blok energi yang menyebabkan berbagai penyakit tersebut.

Masih banyak contoh lain dimana penyakit fisik banyak dipengaruhi dari masalah pada pikiran kita. Oleh sebab itu, sekarang selayaknya kita mulai sekarang menerapkan pola pikir yang sehat dan memberdayakan, misalnya:

  • membuang prasangka buruk (su’udzon atau negative thinking) terhadap orang lain
  • memberikan kesempatan pikiran kita berkembang dengan mengikuti berbagai pelatihan pemberdayaan diri
  • meningkatkan relaksasi pikiran melalui program meditasi dan self-hypnosis yang memberdayakan diri kita
  • meningkatkan introspeksi terutama atas apa yang telah kita pikirkan, ucapkan maupun perbuat setiap hari agar kita melihat mana yang kurang pas, yang keliru dan akhirnya membuat kita memiliki pandangan buruk dan menimbulkan masalah psikologis dalam diri kita
  • menjaga keselarasan antara pikiran, peningkatan spiritualitas dan pola hidup sehat dan seimbang

Semoga artikel ini dapat membantu kita menyelesaikan banyak masalah terutama dalam memperbaiki pola pikir kita yang akan banyak mempengaruhi kesehatan psikologis dan fisik tentunya.