Mengenal STRESS lebih dekat

Mungkin hampir semua orang mengenal Stress, bahkan tidak sedikit yang menghadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Para pelajar mengeluh tugas yang bertumpuk dan waktu yang tidak mencukupi menjadikan mereka Stress. Karyawan di kantor juga sering dituntut multitasking namun deadline untuk laporan nggak bisa kompromi akhirnya kepala sakit, jantung berdebar, nafas sesak dan muncullah Stress. Bahkan orang tua terutama ibu rumah tangga pun bisa dihinggapi stress dalam mengatur anak-anaknya.

Kata Stress memang kesannya lebih cenderung berkonotasi negatif.  Belum pernah saya dengan “wah enak ya stress nya… saya bisa mencapai target yang saya inginkan sekarang…”   Ini terdengar aneh, bukan?  Untuk itu kita sedikit mengeksplorasi makna sesungguhnya stress itu sendiri.

Kata Stress sebenarnya merujuk pada respons fisiologis dari tubuh kita terhadap tekanan (pressure), misalnya karena adanya ancaman, tantangan dan sebagainya yang kita dapatkan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan atau tugas.  Namun, stress sendiri bisa memiliki makna positif dan makna negatif tergantung seberapa besar daya tahan kita secara psikologis terhadap beban yang kita rasakan.  Efek dari stress adalah meningkatnya hormon dalam tubuh kita dalam waktu yang lebih lama yang akan berpengaruh pada sistem kekebalan (imunitas) tubuh dan ketegangan yang dirasakan pada sistem kerja jantung (cardiovascular). Riset membuktikan bahwa orang yang terkena stress dalam pekerjaannya dalam waktu yang cukup lama beresiko dua kali menderita penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan penyakit lain seperti darah tinggi, insomnia dan sebagainya.

Apa yang dimaksud dengan stress yang positif?  Kembali kepada definisi di atas, stress bisa menjadi hal positif bagi kita dalam arti stress tersebut berada pada kadar tertentu, dimana tekanan yang terjadi secara psikologis masih mampu memberikan kita kesempatan untuk meningkatkan kreativitas kita karena stress tersebut merupakan challenge (tantangan) yang menarik buat diri kita.  Mungkin banyak yang tidak mau bekerja di bawah tekanan karena kesan yang muncul di pikiran kita sering mengalami distorsi. Sekali lagi, tantangan yang membuat hormon adrenalin kita meningkat namun memberikan kepuasan tersendiri karena goal-setting kita kongruen dengan apa yang diminta oleh perusahaan, akan memberikan hasil atau kinerja yang optimal. Namun, stress akan menjadi malapetaka jika kita tidak bisa me ‘manage’ nya dengan baik dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian psikologis yang tepat. Berikut ini adalah beberapa tingkatan stress yang berdampak pada kinerja (performance):

  • Stress yang terlalu sedikit (too little stress) biasanya terjadi karena tidak atau kurang adanya tantangan yang kita terima.  Lama-kelamaan kita akan merasakan kebosanan, kinerja menurun yang berakibat negatif pada peta mental kita khususnya rasa percaya diri yang rendah sampai kurangnya kemauan untuk survive.
  • Stress Optimum (optimum stress) menunjukkan kadar yang pas bagi seseorang yang memungkinkan orang tersebut mampu mengembangkan diri dan meningkatkan produktivitas atau kinerjanya.  Hal ini adalah tugas atau PR dari bagian HRD dan pengusaha untuk men’design’ suasana kerja dan pressure (tekanan) apa dan seberapa jauh yang bisa ditolerir oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Ketika hal ini tidak bisa dilakukan oleh HRD dan pengusaha dengan baik, maka stress yang dialami oleh karyawan-karyawannya dengan mudah dapat melampaui daya tahan mereka atau dosis nya melebihi dari tingkat stress yang sehat.
  • Terlalu tinggi tingkat stress (too much stress) adalah tahapan berikutnya yang mengakibatkan gangguan baik secara fisik maupun mental dari karyawan karena kurangnya rasa nyaman, kurangnya waktu untuk beristirahat (misalanya kerja long-hours atau lembur yang berlebihan), dan lain-lain.  Hal ini tidak meningkatkan kinerja karyawan, bahkan setiap tambahan jam yang digunakan oleh karyawan tidak bisa memenuhi harapan perusahaan.
  • Burn-Out adalah puncak dari stress dan akibatnya sangat buruk dan kontraproduktif. Karyawan akan menderita secara fisik dan mental atau emosional, terjadi depresi dan merugikan bagi perusahaan karena kinerja yang malah jauh dari harapan.

Namun, untuk anda yang ingin men”siasati” atau melakukan stress-management, ada cara yang bisa membantu anda, yakni konseling, couching maupun hypnotherapy tentunya, tergantung dari kondisi dan ekspektasi yang ada harapkan.

Semoga artikel ini bermanfaat !