Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan Bencana sebagai berikut:
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana yang akhir-akhir ini banyak terjadi terkait dengan human error dan masalah teknis pada mesin seperti pada pesawat terbang yang berakibat ratusan nyawa melayang, kecelakaan lalu lintas yang terjadi sehari-hari, kapal karam dan sebagainya adalah contoh yang nyata yang menjadi concern kita semua. Kejadian-kejadian tersebut tidak ada yang mengharapkannya dan bisa memprediksinya dengan tepat karena sudah menjadi takdir dari Sang Pencipta. Namun diantara berbagai penyebab tersebut yang berasal dari diri manusia sendiri adalah kelalaian, kecerobohan dan terburuk adalah munculnya niat bunuh diri (suicide) dari para awak moda transportasi itu sendiri.
Berbagai bentuk musibah memiliki penyebab baik yang bisa ditelusuri maupun sulit ditelusuri karena bersifat kompleks dan belum terjangkau oleh pikiran. Bagi seorang investigator kriminal, sabotase yang terjadi bisa ditelusuri, demikian pula kelalaian dan yang bersumber dari kecerobohan. Namun, kejadian yang tidak bermula dari human error maupun kerusakan mesin yang tidak disebabkan oleh sabotase pihak lain, akan memakan waktu yang lebih lama, bahkan tidak tertutup kemungkinan sulit dicari penyebabnya. Misalnya, hilangnya pesawat terbang yang terjadi beberapa bulan lalu. Semua usaha dan upaya telah dilakukan dan paling akhir kemungkinan hanya mendapatkan serpihan pesawat saja.
Dalam kacamata bathin, semua musibah terjadi karena serangkaian peristiwa, dalam contoh musibah diatas, bisa saja terjadi kerusakan mesin secara tiba-tiba karena terjadi masalah pada komputerisasi pesawat merupakan salah satu penyebab yang mengakibatkan kepanikan awak pesawat tersebut. Dalam kondisi panik, lebih banyak masalah akan muncul, apalagi saat bersamaan berada pada cuaca ekstrim yang ‘mementalkan’ usaha mereka sekalipun sudah dilakukan secara profesional. Serangkaian peristiwa ini merupakan takdir yang tidak bisa diubah dan akan membawa dampak pada seluruh penumpang pesawat. Berikut ini adalah konsep tentang bencana dan kematian dari dua sudut pandang agama
- Dalam pandangan agama Buddha, yaitu hukum karma, dapat dikatakan bahwa seluruh awak dan penumpang memiliki karma yang telah ‘berbuah’ pada saat bersamaan, namun sayangnya buah karma tersebut bukanlah buah yang manis melainkan yang tidak diharapkan semua orang. Berbagai akumulasi peristiwa baik dari kehidupan lalu dan kehidupannya sekarang telah membawa mereka ke suatu titik yang sama. Hanya beberapa orang saja yang mungkin memiliki firasat tentang kematiannya karena selama hidup mereka telah mengumpulkan cukup banyak karma baik, misalnya sering membantu orang lain yang menderita atau ditimpa bencana atau musibah, sehingga pada saat menjelang kematiannya ia mendapatkan pandangan terang melalui mimpi, baik dirinya sendiri yang mengalami, atau keluarganya yang mendapatkan petunjuk lewat mimpi tersebut.
- Dalam pandangan agama Islam, dikatakan bahwa takdir tersebut terjadi karena para awak dan penumpang pesawat tersebut telah habis ‘masa hidup’nya seperti telah digariskan atau termuat di lauh mahfuzh, yakni kitab yang telah dituliskan oleh Allah Swt, Tuhan YME sejak awal sebelum manusia diciptakan mengenai apa yang akan menimpa mereka saat menjalani kehidupan di dunia. Semua skenario atau catatan baik manusia maupun kejadian di alam semesta ini tanpa terkecuali telah lengkap termuat dalam kitab tersebut, dan umumnya jarang sekali ada manusia yang mampu merasakan kapan ajal akan menjemput dan dalam kejadian apa terjadinya. Beberapa orang yang memiliki kepekaan spiritual dan mendapatkan petunjuk Nya lah yang diberi kesempatan untuk meninggakan pesan kepada keluarga atau orang dekatnya. Bisa juga keluarga atau orang dekatnya yang diberi petunjuk oleh Tuhan YME tentang suatu kejadian yang bakal menimpa orang tersebut, seperti firasat melalui mimpi dan sebagainya. “Peta telah dibuat, lokasi, rute dan tujuan akhir telah siap, dan mereka yang naik ‘kereta’ pada gerbong yang sama, atau ‘pesawat’ pada penerbangan (flight) yang sama, akan mengalami musibah secara bersamaan ” Jika terjadi mukjizat ada penumpangan yang selamat, itupun karena belum ‘tulisan’ atau ‘takdir’ ia akan meninggal pada saat itu. Dan itupun telah tertulis lengkap di Kitab Lauh Mafuzh tersebut.
Semua manusia akan mati hanya kita tidak tahu kapan persisnya ajal akan menjemput. Dengan mengurangi kemelekatan (attachment) pada duniawi, dan mampu melatih kesadaran tinggi bahwa segala sesuatu dari kelahiran sampai kematian adalah hal yang alamiah dan kematian pada saatnya akan menghampiri semua manusia, maka akan muncul keikhlasan menerima takdir yang telah digariskan oleh Tuhan YME.
Demikian sedikit ulasan mengenai teropong bencana dari kacamata bathin. Semoga bermanfaat menambah pengetahuan dan wawasan.