Membedakan Halusinasi & Clairvoyance

penampakanSering penulis mendengar bahwa ada orang-orang yang memiliki kemampuan ‘bisa melihat entitas astral’ seperti jin, hantu, ascended masters dan bahkan malaikat (angels). Namun banyak pula yang sebenarnya mengalami halusinasi, sebuah keadaan trance yang cukup dalam dimana seseorang juga bahkan bisa ‘melihat’ entitas-entitas astral (ghaib) tersebut.  Pertanyaannya, bagaimana kita bisa membedakan antara halusinasi dan kemampuan clairvoyance (waskita) tersebut?

Dari pengalaman dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, dari berbagai fenomena hipnotis, esoteris dan parapsikologi, pada dasarnya perbedaan antara keduanya bisa dikatakan antara “ada” dan “tiada”, perbedaannya bagi beberapa kasus bisa dibilang tipis. Namun, tidak berarti semua yang bisa melihat dengan mata ketiganya itu karena pengaruh halusinasi. Berikut beberapa perbedaan yang bisa diamati bahkan bisa dijadikan sebagai esensi antara keduanya.

  1. Seseorang yang mengalami halusinasi karena ia sedang memasuki kondisi trance yang disebut positive visual hallucination. Dalam pelajaran hari pertama Hypnosis (Basic Hypnotherapy) hal ini biasanya diajarkan dengan cara melakukan ‘test’ depth trance level (Davis Husband Scale) pada skala 25.
  2. Dalam kondisi halusinasi, otak kita memproses data visual dan auditory yang pernah tersimpan sejak kecil baik karena sering mendengarkan ucapan orang tua tentang hantu, jin dan sebagainya, atau melalui tontonan di televisi yang membuat terbayang-bayang, atau membaca buku-buku atau majalah yang menampakkan gambar-gambar menakutkan seperti pocong, kuntilanak, genderuwo dan sebagainya.  Ketika dewasa, rekaman-rekaman ini bisa saja muncul kembali baik disebabkan secara sengaja maupun tidak sengaja. Misalnya, karena sedang melamun atau terpicu oleh faktor eksternal misalnya kondisi atau suasana gelap atau menyeramkan di suatu tempat, atau bisa saja karena mengkonsumsi obat-obatan tertentu termasuk golongan psikotropika seperti narkoba, ecstasy, dan sebagainya.  Adapula yang mengkonsumsi kelompok jamur tertentu atau makanan yang terkontaminasi bakteri e-coli yang berasal dari air kotor pada piring yang digunakan mencuci makanan yang biasa dibeli di luar, atau menghirup bau gas atau asap.  Berbagai makanan, minuman dan gas/ asap ini mengandung halusinogen.
  3. Halusinasi tidak biasanya terjadi secara bersamaan pada dua atau lebih orang, kecuali mereka memiliki sugestivitas atau dengan induksi dan sugesti tertentu kebetulan memasuki skala kedalaman trance yang sama.  Namun demikian, ketika ditanya, misalnya dua orang yang pada saat bersamaan ‘melihat’ penampakan, maka biasanya ada perbedaan dari penampakan yang dilihat, setidak-tidaknya posisi atau bentuk penampakan tersebut.
  4. Pada seorang yang waskita, mata ketiganya membantu pandangan matanya untuk melihat seperti kondisi biasa, tidak ‘hang’ selama beberapa lama seperti yang dialami orang yang sedang terhalusinasi. Ada yang ketika sedang melakukan proyeksi astral, mengalami gerakan bola seperti saat bermimpi (Rapid Eye Movement) atau bahkan biasa-biasa saja. Faktor ‘terpesona’ atau ‘kaget’ mungkin saja terjadi sehingga terlihat pada beberapa detik awal orang tersebut nampak ‘tertegun’ melihat penampakan tersebut, tetapi berbeda dengan mereka yang mengalami halusinasi.
  5. Biasanya orang yang waskita memiliki kemampuan ini berasal dari bawaan sejak kecil (misalnya kemampuan indigo), tetapi bisa juga pembangkitan kemampuan setelah remaja atau dewasa dengan penyelarasan seperti melalui teknik meditasi reiki maupun prana shakti. Namun, sekali lagi, tidak menggunakan benda halusinogen pada poin 2 di atas.
  6. Orang yang waskita atau memiliki kemampuan Clairvoyance sebenarnya tidak bisa melihat secara terus-menerus dan setiap saat. Chakra ajna akan aktif saat menangkap vibrasi halus dari dimensi lain saat ‘memasuki’ frekuensi yang sama.  Manusia memiliki dimensi atau frekwensi yang berbeda dengan makhluk astral (ghaib) sehingga tidak mudah memasuki dan melihat ‘mereka’ kapan saja. Jika kita mengalami ‘melihat’ kapan saja dan merasa ada kejanggalan, maka segera kita periksa kembali beberapa penyebab yang memungkinkan kita terhalusinasi atau bahkan kondisi tubuh sedang ‘drop’ sehingga tubuh kita lebih dominan memancarkan dan menyerap energi Yin yang bersifat dingin. Hal terakhir ini berbahaya karena bisa menunjukkan kita sedang memasuki kondisi kritis dalam kesehatan. Adapun pnyebab tubuh kita yang dominan mengandung unsur Yin ini biasanya disebabkan karena faktor pekerjaan pada malam hari terutama di tempat-tempat hiburan malam, berada cukup lama di kuburan atau sering ‘menguras’ energi melalui perbuatan maksiat.

Demikian sebagian perbedaan antara halusinasi dan kemampuan waskita (clairvoyance) yang memungkinkan orang bisa ‘melihat’ penampakan. Bagi yang tertarik dengan hal ini bisa mengikuti pelatihan yang diadakan penulis.