Memahami Bentuk-Bentuk Pikiran

oceanPikiran ibarat lautan. Ketika berada pada tataran analisa logika ia berada pada permukaan laut yang bergelombang. Semakin rumit suatu analisa dan semakin kita terperangkap dalam jebakan logika, maka semakin besar ‘gelombang laut’. Gelombang laut yang besar dengan mudah menghempaskan kapal yang lewat di atasnya. Kondisi ini bukan mempermudah suatu pemahaman atau proses pembelajaran atas hakekat kehidupan, tetapi justru akan meningkatkan tekanan dan ketegangan dalam diri kita yang akhirnya berakibat sulitnya dicapai outcome atau hasil yang diinginkan.

Pikiran yang tenang dan terkendali, ibarat arus bawah laut. Terlihat tenang namun sangat deras mengalir dan menghanyutkan. Dalam diri kita, inilah bagian yang kita bisa analogikan sebagai Sub-Conscious Mind (Pikiran bawah sadar).  Tidak heran ketika tercapai proses relaksasi syaraf / mental, seseorang akan terlihat memasuki kondisi yang nyaman dan damai. Di sini juga dikenal gelombang otak kita telah memasuki gelombang alpha sampai theta. Selama kita masih bisa membayangkan berada ditengah ketenangan dari arus bawah laut tersebut, fokus kita tetap terjaga dan kita bisa membuka rahasia Ilahiah bahwa sebenarnya manusia diciptakan kertas putih bersih sejak dilahirkan, dan kita bisa melihat banyak warna-warni pengaruh dari luar diri yang mengubah persepsi kita selama ini. Ketika filter yang berfungsi memproses segala informasi yang masuk ke dalam pikiran kita sudah tercemar atau terkontaminasi oleh keinginan rendah dan perbuatan dosa, maka mulai terbentuk blok-blok emosi yang kemudian mengakibatkan berbagai permasalahan hidup dan munculnya beragam penyakit.

Ketika ‘kertas putih’ dalam pikiran bawah sadar kita ditulis dengan untaian kata atau pesan emas yang memuculkan pikiran positif dan memberdayakan, ditambah menu berupa upaya peningkatan spiritualitas yang baik, maka indahlah kertas itu. Dan ia akan menjadi database dari program yang kita pancarkan lewat ucapan dan perilaku kita.  Sebaliknya, ketika ‘kertas putih’ dalam pikiran bawah sadar itu dicorat-coret dengan kata-kata atau pesan yang menimbulkan kegalauan, kecemasan, kegelisahan, ketakutan, amarah, dan sebagainya, maka bentuk kertas yang indah tersebut berubah buram, buruk dipandang bahkan nampak kusut dan kumal.  Pesan negatif ini akan dipancarkan atau terpancar melalui apa yang kita sampaikan lewat lisan (ucapan) dan perilaku kita dalam bentuk yang destruktif baik untuk diri sendiri maupun terhadap orang lain, lingkungan dan dimensi yang lebih luas.

Pikiran buruk yang memicu ekses-ekses negatif akan berakibat pada ketidakseimbangan atau ketidakselarasan dalam hidup, menjadi pemicu berbagai masalah dan bila tidak segera dikendalikan, maka ia akan menjauhkan kita dari hakekat manusia sebagai makhluk sempurna ciptaan Tuhan YME, sebuat predikat yang mungkin jarang dipahami secara filosofis. Saling tuduh, saling menyalahkan, senang menjustifikasi apapun yang dilakukan orang lain, dan sebagainya adalah ekses dari pikiran buruk. Hal ini berlawanan dengan Pikiran yang baik (memberdayakan), yang akan lebih menilai ke dalam diri sendiri apa yang telah dilakukan dan pandai merasa (berempati) terhadap berbagai kesulitan yang dialami atau diderita orang lain. Hal ini membuat orang tersebut akan menjadi bijak dan ringan tangan (mudah menolong) orang lain, sehingga transformasi menuju pencerahan spiritualitas akan tercapai.

Banyak orang setelah mengikuti pelatihan pemberdayaan diri dari para motivator terkenal akhirnya pulang ke rumah membawa sertifikat dan foto-foto bareng bersama figur idolanya saja, tapi tidak jarang yang sama sekali tidak membawa “benih spiritualitas yang baik untuk ditanam dalam pikirannya”, bahkan tidak jarang juga yang malah terjebak pada logika dan Pikiran buruk terhadap dunia luar.  Jauh dari apa yang digaungkan dalam pelatihan yang telah diterimanya.  Oleh sebab itulah dengan sedikit memahami apa yang terjadi dalam proses pikiran kita, seyogyanya kita lebih waspada dan menjadi bijak dalam bersikap.

Semoga para pembaca mendapatkan pemahaman filosofis yang mencerahkan dari membaca artikel ini.