Meditasi: Pendekatan Ilmiah melalui Brain Imaging

Brain ImagingIlmu Pengetahuan dan teknologi terus berkembang.  Untuk membantu kita dalam mempelajari berbagai area spesifik otak dan fungsi yang mereka perankan, melokalisir bagian otak yang terkena gangguan syaraf (neurological disorder), dan mengembangkan strategi dalam mengatasi gangguan pada otak dewasa ini telah dikembangkan metode yang disebut Brain Imaging.

Dalam kaitannya dengan Meditasi, telah diadakan penelitian di University of Wisconsins at Madison yang dilakukan oleh Richard Davidson. Ia mengatakan bahwa meditasi mampu menggeser aktivitas pada prefrontal cortex (area di belakang dahi), dimana meditasi secara teratur akan menggeser  “fight or flight mode” dalam kondisi stress menjadi kondisi yang lebih tenang yang kemudian dapat menimbulkan penerimaan (acceptance) yang bisa meningkatkan rasa nyaman dan kepuasan (contentment) dalam menghadapi suatu keadaan. Orang-orang yang memiliki watak yang negatif cenderung menjadi right-prefrontal oriented. Sedangkan, orang yang dominan left-prefrontal sebaliknya, akan memiliki enthusiasme lebih baik, mampu memasuki dan merasakan relaksasi lebih baik dan cenderung menjadi lebih bahagia.

Dr Dean Ornish lebih dari satu dekade lalu, menyatakan bahwa meditasi, bersamaan dengan yoga dan diet, mampu menghalangi pembentukan plak dalam coronary artery. Dan pada bulan April 2003 pada sebuah pertemuan ilmiah American Urological Association telah disimpulkan bahwa meditasi mampu menghambat perkembangan kanker prostat. Sedangkan penelitian lain menunjukkan bahwa para wanita yang melatih meditasi secara teratur dengan menggunakan guided imagery ternyata memiliki tingkat imunitas sel-sel yang lebih tinggi untuk  melawan tumor payudara. Penelitian ini dilakukan setelah banyak studi tentang manfaat meditasi dalam menurunkan tekanan darah tinggi sebelumnya dilakukan. (source: A to Z Health Guide, by the Editors of TIME)

Masih banyak lagi manfaat dari melakukan meditasi bagi seorang meditator. Dari sudut pandang holistik, meditasi bahkan mampu menyembuhkan berbagai penyakit atau gangguan dari organ-organ tubuh kita. Sederhananya ketika kita memasuki gelombang otak Alpha dan Theta, tubuh kita mulai mengalami banyak sekali proses yang menyehatkan. Dalam meditasi mata seyogyanya ditutup untuk menghindari proses visual terhadap apa yang ada disekitar kita yang dapat menyebabkan kita sulit untuk memasuki kondisi meditatif. Saat memasuki gelombang otak Alpha dan Theta, terjadi proses regenerasi sel yang lebih baik, dan self-healing pun terjadi karena imunitas kita menjadi meningkat, sehingga membantu dalam mengatasi penyakit-penyakit kronis termasuk penyakit jantung, fertilitas, kanker sampai HIV /Aids. Belum lagi dari sisi psikologis, meditasi dapat membantu mengurangi stress berlebih atau depresi, masalah hyperactivity, dan lain-lain