Meditasi adalah sebuah teknik yang sudah dipraktekkan ribuan tahun lalu terutama dalam mencapai tingkat spiritualitas yang lebih tinggi dan pencerahan. Meditasi banyak dikenal di Timur khususnya India, Tibet, Jepang dan Tiongkok. Secara umum meditasi merupakan sebuah teknik relaksasi karena saat seseorang mulai duduk bersila dengant tenang, mengatur nafas, melepaskan diri dari ketegangan melalui postur tubuh yang nyaman dan menutup kedua matanya, maka proses relaksasi terjadi dan trance state dimulai. Seiring dengan pola nafas dan obyek meditasinya, maka meditasi memberikan lebih banyak kesempatan bagi diri seorang meditator untuk melihat “ke dalam diri” (introspeksi) dan membuka mata bathinnya.
Belajar meditasi dalam kerangka peningkatan kesadaran merupakan intisari yang dicari oleh seorang meditator. Penulis mencoba membagi Kesadaran ini dalam tiga golongan besar, yakni :
- Self consciousness (kesadaran akan diri), dimana ia melihat ke dalam apa yang telah ia pikirkan, ia ucapkan dan ia perbuat selama ini. Adakah ia melanggar moralitas dan nilai-nilai luhur dalam kehidupannya. Ketika hati nuraninya berkata bahwa pagi ini ia telah berbuat buruk dengan melukai perasaan orang lain dengan kata-kata kasar, atau melakukan fitnah terhadap orang lain yang membawa dirinya ke dalam penderitaan, maka ia akan menyadarinya saat ia melakukan introspeksi.
- Cosmic consciousness (kesadaran semesta), dimana ia menyadari bahwa ia adalah bagian dari alam semesta, sekalipun ia adalah hanya sebutir debu di alam semesta namun ia memiliki keberadaan (existence) dan ia memiliki hubungan dan interaksi saling mempengaruhi dengan bagian alam semesta lain, baik diri orang lain, masyarakat, dan ciptaan Tuhan YME lainnya seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, makhluk astral dan alam raya itu sendiri
- Divine Consciousness (kesadaran Ilahiah). Kesadaran ini adalah kesadaran antara makhluk dan Penciptanya. Kesadaran ini adalah kesadaran tertinggi yang bisa membawa manusia mencapai hakekat sejati keberadaanya di bumi ini. Dengan meditasi yang dalam (deep meditation), praktisi akan mampu menyelami berbagai pengetahuan baik dari yang terkecil yakni diri sendiri, kosmik dan tangga menuju kecintaan dan mengharap ridho dari Tuhan YME. Di titik ini pencerahan akan muncul karena ia menyadari bahwa ia bukanlah siapa-siapa dan ia menyelami bahwa keberadaanya terlepas dari berbagai keterikatan akan nafsu duniawi. Sejatinya ia bisa berperan seperti matahari yang memancarkan cahaya kehidupan bagi sesama makhluk, menjadi payung ketika banyak yang membutuhkan tempat berlindung dari hujan, menjadi butiran-butiran embun yang sejuk dan bisa membasahi tenggorokan mereka yang mengalami dahaga, menjadi guru bagi mereka yang belum mencapai pencerahan, dan menjadi orang tua yang mengayomi sesama makhluk untuk mencapai ketenangan, kedamaian dan sebagainya. Masih banyak lagi peran yang dimainkan oleh seorang yang mencapai titik ini yang intinya membawa kebahagiaan bagi semua makhluk.
Pada dasarnya semua agama mengenal berbagai teknik dalam mencapai pencerahan spiritualitas, hanya saja karena asal mula dan tradisi budaya yang berbeda, maka sebutan akan konsep meditasi ini pun bermacam-macam. Yang membuat kemajuan bathin tidak berjalan sempurna karena masalah persepsi dan keluasan berpikir, bagaimana bisa menerima realita dari beragam penciptaan oleh Tuhan YME, dan bagaimana bisa melepas (release) berbagai blok emosi negatif yang terakumulasi karena pandangan yang tidak didasari oleh sebuah kesadaran murni (pure consciousness).
Semoga makna yang tersirat dan tersurat dalam artikel ini memberi manfaat bagi kita semua.