Mata seorang Cenayang 2: Gangguan Makhluk Halus

Mata ketiga Ketika sedang bezoek ibuku yang sedang menderita sakit berat di sebuah Rumah Sakit, saya melihat suatu ketika ia sedang diganggu oleh sesosok makhluk halus yang berukuran pendek seperti anak laki-laki.. Ibuku sempat berteriak-teriak dan kelihatan dari sikap tubuhnya yang saat itu sedang berbaring, bahwa ia sedang diganggu.  “Tolong, jangan ganggu aku… jangan masukkan “kelereng” itu ke dalam mulutku..” Ia berteriak sambil meronta karena ia dalam kondisi lemah dan sulit menggerakkan tubuhnya karena penyakit yang dideritanya itu..

Gangguan dari makhluk ghaib  bisa dalam wujud apapun, biasanya menjadi salah satu kejadian yang mungkin menimpa pasien di RS. Itu bukan halusinasi karena ternyata setelah dilakukan “pembersihan” dan memproteksi diri ibuku dan memagari ruang perawatannya  dari energi negatif, saya coba tanyakan kepadanya,  “Sekarang apa yang ibu lihat?  Apakah masih “anak” itu mengganggu ibu?” Ibuku menjawab, ” Tidak lagi.  “Anak” itu sudah berada di luar ruangan ini dan dia tidak bisa masuk..” (Padahal saya tidak memberitahu ibuku sebelumnya bahwa “anak” tersebut akan saya usir dan ruang perawatannya di “pagari”.  Tapi dengan jawabannya atas pertanyaanku sudah terjawab bahwa kejadian ini memang real dan bukan halusinasi, karena ibuku saat itu, matanya dalam posisi tertutup dan tidak melihat apa yang kulakukan)

Ini adalah kisah nyata dari mata seorang Cenayang (Psychic), dan apa yang ia lihat dan lakukan dalam proses membantu ibunya tersebut memang merupakan sebuah gangguan dari makhluk ghaib tersebut, bukan halusinasi.  Kemungkinan karena mengalami sindroma kundalini, maka pasien yang sakit itu bisa “melihat” makhluk astral tersebut.

Memang dalam realitanya bisa dikatakan semua proses metafisis bisa punya dua sisi, yakni nyata dan halusinasi. Bagi orang yang tidak memiliki kemampuan cenayang, mungkin akan dijawab semua kejadian seperti itu hanyalah halusinasi saja. Namun, di mata cenayang, kejadian itu jelas apakah halusinasi atau tidak.  Inilah kemampuan yang sebenarnya perlu dilatih atau dikembangkan selain dari bakat bawaan atau “gift” dari Tuhan YME.  Namun, semua membutuhkan proses, kesabaran dan konsistensi karena proses “pembukaan mata ketiga” secara alami, yang murni dari diri sendiri dan tidak mengandung unsur “tambahan” di dalamnya, akan terjadi setelah upaya dan adanya izin Tuhan YME.

Ketika mata ketiga “terbuka” maka proses untuk bisa melihat dan tidak melihat pada dasarnya hanya atas izin Tuhan YME, karena segala sesuatu yang bersifat ghaib adalah hak Nya dan ketika ia berkenan untuk memberikannya kepada kita, maka ia akan memberikan sesuai dengan saat yang menurut kehendak Nya adalah sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Jadi, belum tentu setiap saat akan dikabulkan, namun ketika kita telah berdoa dan berupaya, maka insya Allah ada di antaranya yang akan dikabulkan oleh Nya.  Biasanya dalam kondisi atau saat-saat penting dan memberikan kita pelajaran atau pencerahan agar kita bisa lebih mendekatkan diri pada Nya.

Demikianlah kisah “Mata Seorang Cenayang” pada artikel ini, dan semoga kita bisa memetik hikmah yang ada di dalamnya. Semoga bermanfaat !