Inilah Pusat Vibrasi Energi Tubuh

energiMungkin penulis sedang ‘demam’ menulis artikel tentang subtle energy dan kali ini penulis mencoba melihat secara lebih spesifik tentang vibrasi energi khususnya terkait dengan tubuh kita.  Sederhananya “vibrasi” dapat diartikan getaran.  Dalam percakapan sehari-hari ada kalimat seperti “tubuhnya bergetar hebat…” “ada getaran asmara antara kedua insan”, dan sebagainya.

Dalam kamus Oxford online dictionary, Vibrasi (Vibration) didefinisikan sebagai berikut: A person’s emotional state, the atmosphere of a place, or the associations of an object, as communicated to and felt by others.  Dari definisi ini vibrasi memiliki arti cukup luas, mulai dari adanya kondisi emosional yang dapat dirasakan, kondisi lingkungan, atau asosiasi dari sebuah obyek sebagaimana yang disampaikan kepada atau dirasakan oleh orang lain. 

Dalam artikel ini penulis akan menulis mengenai pusat vibrasi energi tubuh, namun dalam bentuk deskriptif yang menguraikan hubungan antara penyelarasan – 3 P (pikiran, perkataan dan perbuatan) – Hati – Vibrasi dan Transformasi spiritual mencapai pencerahan yang hakiki

Vibrasi pada dasarnya dapat dirasakan ada yang sangat halus, halus sampai cukup kuat.  Saat seorang praktisi reiki atau prana sedang merasakan sensasi vibrasi energi di antara kedua telapak tangannya, ia bisa merasakan beberapa sensansi yang mungkin bisa berbeda satu sama lain ketika mengakses energi tertentu, misalnya, sebuah getaran halus seperti memegang bola, ada rasa saling dorong, saling tarik menarik, membal, dan sebagainya. Bahkan bagi seorang praktisi Prana Shakti, disamping bisa merasakan vibrasi (subtle) energi positif untuk healing,  ia juga bisa merasakan sensasi vibrasi energi negatif melalui telapak tangannya saat ia merasakan energi aji sapu jagad sapu anom, dan lain-lain, mulai dari rasa tajam menusuk (seperti jarum atau paku), gatal-gatal, kesemutan, dan lain-lain.  Semua kemampuan ini diperoleh ketika praktisi tersebut memiliki keselarasan terhadap dimensi semesta dari subtle energy setelah mendapatkan penyelarasan yang disebut Abhiseka dan Shaktipat. Tentu semua ini atas izin dari Tuhan YME, bukan meminta kepada jin.

Pada dasarnya tubuh manusia memiliki beberapa lapisan. Salah satu yang penting dan jarang disadari adalah tubuh eterik yang berada di lapis luar tubuh fisik. Secara kasat mata warnanya putih dan menyelubungi tubuh kita. Di tubuh eterik inilah berputar chakra (dikenal ada 7 chakra utama mulai dari chakra dasar, chakra seks /sakral, chakra pusar, chakra jantung, chakra tenggorokan, chakra mata ketiga dan chakra mahkota). Chakra ini memungkinkan terjadi aktivitas atau kehidupan, bergerak seperti roda saat menerima energi dari alam semesta seperti sinar matahari, oksigen, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Sejak lahir chakra-chakra tersebut telah terbuka dan berputar. Hanya saja akibat berbagai ketidakselarasan yang dibuat oleh manusia seperti melalui pikiran, ucapan dan perbuatan (suka berpikir buruk, berkata kotor, memfitnah, berbohong, berbuat kekerasan, melakukan perbuatan maksiat, dan sebagainya), maka perputaran chakra menjadi tidak sempurna lagi.  Oleh sebab itu, dengan teknik penyelarasan makrokosmos dan mikrokosmos, maka perputaran (roda) chakra tersebut bisa kembali normal dan tubuh kembali selaras dengan alam semesta.

Sebuah kultivasi kesadaran semesta mencapai tahap pencerahan, memasuki sebuah proses transformasi energi spiritual, mulai terjadi saat kundalini (api suci) dalam tubuh kita bangkit. Dengan proses yang dinamakan shaktipat, maka gulungan (kumparan) yang berbentuk tiga setengah lingkaran yang bersemayam di perinium akan terbuka dari yang semula masih ‘tertidur’, akan bangkit dan naik sepanjang jalur sushumna sehingga mencapai chakra mahkota. Kenaikan kundalini ini akan memperkuat dan menyelaraskan perputaran chakra-chakra di atasnya sehingga tubuh fisik dan spiritual menjadi lebih stabil, energik, yang menyebabkan imunitas tubuh meningkat, berbagai blok energi terbuka dan proses kesembuhan terhadap berbagai penyakit terjadi dengan lebih cepat. Seseorang yang memiliki kundalini yang telah sempurna mungkin pada awalnya merasakan vibrasi energi mulai dari halus sampai sedang bahkan ada yang merasakan getaran kuat yang bisa menggerakkannya dari posisi duduk meditasinya.  Umumnya ada hawa hangat yang mengalir merambat naik dari perinium ke bagian atas tubuh sampai ke kepala (chakra mahkota).  Kenaikan kundalini ini juga menyelaraskan suhu tubuh dan setelah proses aktivasi ini selesai, biasanya tubuh akan kembali normal (sedikit terasa lebih hangat dari biasanya namun adaptatif untuk menyesuaikan diri dengan suhu tubuh sekitarnya). Dalam kondisi panas terik, tubuh akan terasa lebih teduh, dan di saat dingin, tubuh akan terasa hangat.

Penyelarasan yang menimbulkan kultivasi kesadaran energi semesta ini sulit untuk dilakukan oleh diri sendiri dan membutuhkan waktu yang cukup lama karena seringkali proses ‘pembersihan’ jalur memakan waktu dan apabila blok energi terjadi pada chakra-chakra tertentu, maka proses penyelarasan akan menjadi lebih lama.  Dengan bantuan dari seorang Master maka proses penyelarasan dapat berjalan dengan baik dan sempurna.  Adalah sebuah hal penting untuk memilih seorang Master yang baik agar kultivasi kesadaran semesta dapat terjadi dengan sempurna karena hal ini menyangkut spiritualitas. Dalam artikel-artikel sebelumnya telah dimuat mengenai karakter seorang Master (esoterik) yang baik dan bisa menjadi panutan.  Sebuah transformasi spiritual tidak sebatas pemahaman teknik penyembuhan tetapi lebih pada pemahaman hakekat perjalanan spiritual menuju pencerahan (enlightenment), dimana muncul benih-benih kesadaran yang hakiki, dengan cinta kasih dan kasih sayang universal dan memiliki kepekaan dan kedekatan dengan sumber dan pusat energi semesta yakni Tuhan YME.

Tak ayal lagi kedekatan kepada Sang Pencipta membawa kita untuk selalu bersyukur atas segala yang kita rasakan termasuk atas setiap tarikan dan hembusan nafas.  Bentuk syukur yang dapat dilihat adalah berdoa kepada Nya menurut keyakinan masing-masing kemudian menjaga keselarasan dalam pikiran, ucapan dan perbuatan. Tidak cukup ketika hal baik itu dipikirkan dan diyakini, tetapi harus disampaikan dan dikerjakan. Kondisi jiwa yang tenang berada dalam pikiran yang jernih, senantiasa berada dalam cahaya Ilahiah yang menuntun kita agar hati senantiasa terjaga bersih. Sebuah proses transformasi spiritual sepanjang hidup tetap berproses dan kita tetap memerlukan upaya nyata untuk mewujudkannya.