Masih cukup banyak di kalangan remaja bahkan orang tua yang masih mengejar kesaktian dengan mempelajari ilmu kebal ini. Pada dasarnya ilmu ini berawal mula dari tingkat sugestivitas yang sangat tinggi, melampaui titik ketakutan itu sendiri sekalipun dalam proses mempelajarinya seseorang tersugesti menjadi berani bahkan lebih dari itu. Keyakinan memegang peranan kunci karena metode pembangkitan yang keliru malah bisa berakibat buruk bagi si praktisi. Namun, tidak semua proses itu murni dari tubuh sendiri karena dalam beberapa kasus ada intervensi energi dari luar. Apakah itu terkait dengan entitas astral atau tidak?
Ada proses pembangkitan tenaga dalam dengan melakukan ritual seperti puasa mutih dan membaca berbagai mantra atau amalan, adapula yang berbau klenik dengan menggunakan sesaji atau pengorbanan hewan tertentu, dan lain-lain. Intervensi makhkluk astral seperti jin adalah ketika sebuah teknik menggunakan ritual, mantra atau tirakat berbau klenik yang ‘mengundang’ entitas tersebut sehingga ‘masuk’ atau ‘memagari’ seorang praktisi. Hal ini sebaiknya dihindarkan apalagi jika praktisi tersebut tidak mengetahui persis (sifat) khodam yang ‘menjaganya’ tersebut karena bisa membawa ekses negatif mulai dari perubahan perangai, emosi sampai mempengaruhi hubungan spiritual praktisi dengan Tuhan. Yang biasanya membedakan antara energi khodam dan energi tenaga dalam murni adalah
- Terjadinya perubahan emosional setelah mempelajarinya, biasanya temperamen berubah dan merasa ‘gagah’ berlebihan sehingga memicu benturan dengan orang lain. Ini terjadi pada mereka yang memperoleh ‘pengisian’ berupa khodam jin.
- Menjauhnya seseorang dari ajaran agama dan nilai spiritualitas biasanya disebabkan oleh faktor energi negatif (khodam) tersebut yang biasanya diberikan pantangan oleh guru atau dukunnya.
Seyogyanya mereka yang belajar metafisika dengan mengoptimalkan kemampuan diri dan penyelarasan dari semesta secara murni, akan memperoleh manfaat berupa peningkatan spiritualitas dan malah lebih khusyuk dalam menjalankan ibadahnya sehingga terhidar dari kesombongan dan temperamen berlebih. Memang dalam hal mencari seorang Guru atau Master juga tidak mudah. Praktisi tidak perlu terpancing oleh iklan-iklan atau pertunjukan-pertunjukan yang diadakan. Untuk itu, penulis memberi saran agar sebelum memutuskan belajar suatu ilmu metafisika termasuk ilmu kebal, sebagai berikut:
- Berdoa menurut keyakinan masing-masing dan meminta petunjuk kepada Tuhan YME apakah ia cocok atau berjodoh dengan Master tersebut, dan jika ada pilihan, maka ia bisa melakukan pemilihan berdasarkan intuisinya. Misalnya dengan dowsing menggunakan pendulum untuk mengetahui beberapa aspek yang baik yang dimiliki dua orang Master tersebut, mana yang lebih cocok bagi praktisi.
- Seorang Master sebenarnya merupakan orang yang cerah di bidang keilmuannya. Terlepas dari faktor usia dan sebagainya, seyogyanya seorang Master adalah orang yang mudah diajak bertukar pikiran serta mampu membimbing praktisi menuju pemahaman dan kesadaran yang lebih tinggi.
- Untuk yang mempelajari ilmu kebal atau kesaktian lain, ciri-ciri Master yang baik adalah Master yang mengajarkan filsafat keilmuan keselamatan, bukan menonjolkan faktor teknis secara berlebih karena pada dasarnya ilmu selamat jauh lebih bermanfaat baik secara lahir maupun bathin. Sedangkan ilmu kebal sekalipun kebal dari semua senjata tidak bisa membawa seseorang memahami hakekat sejati dari keilmuan itu sendiri, bahkan berpotensi membawa praktisi menjadi arogan, dan bahkan berbuat di luar ajaran spiritual atau agama yang dianutnya.
Jika kita ingin memperoleh ‘ilmu kebal’ sejati, sebenarnya tidak ada karena semua akan berproses dari karma dalam kehidupan kita sendiri dan izin dari Tuhan YME. Jika kita bersekutu dengan jin, maka akan sangat merugikan kita terutama saat ajal menjemput. Tak jarang terjadi kondisi yang mengenaskan atau kesengsaraan bagi orang yang mendapatkan ilmu kebal seperti ini saat menjelang ajal. Ada yang akhirnya harus menggunakan daun kelor untuk membuang jin atau susuk yang ada di tubuhnya dan sebagainya.
Melalui abhiseka dan shaktipat Prana Shakti tingkat Dharana pada dasarnya para praktisi telah memiliki keselarasan atas semua energi semesta termasuk pembukaan jalur tenaga dalam dan pembangkitan tenaga dalam inti dari tubuh. Dalam pelatihan yang diberikan penulis, sudah lama tidak dilakukan lagi ujicoba menggunakan air keras, namun diganti dengan pengisian energi ke bohlam sehingga bohlam bisa menjadi keras dan lebih keras dari piring yang tebal bahkan keramik. Adapula pelatihan mematahkan benda keras misalnya plat besi atau pipa dragon R3 dan R4 untuk pelatihan yang lebih panjang durasinya. Sebenarnya hal ini hanya merupakan apresiasi tenaga dalam, sehingga yang diutamakan adalah filsofis dari energi tenaga dalam itu sendiri. Mengenai ilmu keselamatan yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan prana shakti, penulis memberikan waktu lebih lama untuk diskusi dan sharing dalam setiap pelatihannya karena penulis lebih banyak memberikan pelatihan bersifat privat, dan jika kelompok biasanya tidak lebih dari empat orang akhir-akhir ini. Untuk itu, waktu pelatihan disesuaikan dengan appointment.
Semoga artikel ini bermanfaat.