Filsafat secara harafiah berarti “love of wisdom”. Definisi filsafat (philosophy) secara lengkap menunjukkan aktivitas manusia yang mencari dan memahami kebenaran yang hakiki tentang apa saja, termasuk diri manusia sendiri, dunia dimana manusia tinggal, hubungan antar manusia bahkan menurut penulis lebih jauh dari itu, karena filsafat juga mengandung makna transformasi spiritual dan moralitas.
Memang tidak mudah bagi mereka yang malas berpikir untuk mendalami ilmu ini, karena apa yang tersurat nampaknya hanya untaian kata-kata, ada yang lugas, metafora bahkan puitis, namun makna yang tersirat sangat mendalam dan ketika untaian kata tersebut dibaca dan dipahami dengan hati, ia akan memberikan pencerahan bagi pembaca maupun pendengarnya. Ini adalah kekuatan riil dari filsafat, sehingga tidak heran untuk menjadi seorang filsuf sejati tidak mudah bahkan predikat ini tidak serta merta dapat dimiliki oleh seorang akademisi dengan tingkat pendidikan formal tertinggi sekalipun.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari banyak orang-orang berpendidikan tinggi yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, namun mereka hampir tidak pernah mengeksplorasi philosophical spirit dari apa yang mereka kuasai, padahal hal ini merupakan hakikat ilmu yang jika digali dan dikembangkan akan membawa mereka ke tingkat kesadaran (awareness) yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, tidak heran, dengan kondisi pas-pasan yang ada sekarang, hampir tidak ditemukan seorang pakar yang humanis sehingga banyak ilmu pengetahuan dan hasil penemuan tidak memperhatikan keseimbangan yang bisa membawa kehidupan menjadi lebih harmonis.
Filsafat adalah esensi dari semua keilmuan, namun yang muncul ke permukaan saat proses pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi hanyalah aspek teoritis, matematis, spekulatif dan suatu pengkondisian terhadap gejala, realita, dan ekspektasi dari pikiran manusia. Mungkin ada baiknya menurut penulis, jika di semua cabang ilmu pengetahuan diberikan studi filsafat dari masing-masing keilmuan tersebut sehingga ruh (spirit) dari ilmu tersebut bisa menjadi cerminan dunia materi, humanis dan spiritual secara sinergis.
Untuk mulai mengasah pikiran dan mencerahkan bathin kita bisa memulai dengan membaca berbagai artikel pemberdayaan diri, menikmati dengan cara merenungkan makna untaian kata atau kalimat yang bernilai transformatif menuju ke arah yang lebih baik, kemudian kita melakukan proses tanya-jawab terhadap diri kita sendiri, apa yang telah kita dapatkan dan apa yang telah berubah dari diri kita setelah membacanya.
Semoga artikel ini bisa menumbuhkan jiwa filsuf (philosopher’s spirit) dalam diri kita sehingga kita bisa melihat semua fenomena yang terjadi dalam kehidupan kita secara lebih bijak bahkan diharapkan bisa membawa keseimbangan harmonis antara semua unsur yang ada di alam semesta ini.