What is an indigo Child?
As a summary, here are the ten attributes that best describe this new kind of child, the Indigo Child
- They come into the world with a feeling of royalty (and often act like it)
- They have a feeling of “deserving to be here,” and are surprised when others don’t share that.
- Self-worth is not a big issue. They often tell the parents “who they are.”
- They have difficulty with absolute authority (authority without explanation or choice).
- They simply will not do certain things; for example, waiting in line is difficult for them.
- They get frustrated with systems that are ritually oriented and don’t require creative thought.
- They often see better ways of doing things, both at home and in school, which makes them seem like “system busters” (nonconforming to any system).
- They seem antisocial unless they are with their own kind. If there are no others of like consciousness around them, they often turn inward, feeling like no other human understands them. School is often extremely difficult for them socially.
- They will not respond to “guilt” discipline (“Wait till your father gets home and finds out what you did”).
- They are not shy in letting you know what they need.
and… just in case you heard otherwise from other “indigo” sources, the designated word “Indigo” has nothing to do with the color of an aura! It is the result of scientific observations by a woman who has the brain disorder called synesthesia. (*) (quoted from: www.indigochild.com)
Izinkan saya sharing pengalaman saya yang saya rasakan terkait dengan fenomena ini:
Saya pribadi mungkin termasuk golongan indigo. Dari kecil saya memang memiliki banyak kesamaan dengan kriteria yang disebutkan di atas. Memang saya merasakan memiliki beberapa talenta yang mungkin tidak dimiliki semua anak seusia saya. Saya dinilai sebagai anak yang “keras” oleh orang tua saya namun dari sisi pendidikan formal saya termasuk di atas rata-rata sekalipun saya tidak belajar secara optimal. Saya senang belajar bermacam-macam pengetahuan sebagai proses aktualisasi terhadap kreativitas berpikir yang sepertinya tidak pernah cukup. Saat masih di SD dan SMP saya telah menyusun diktat, baik dengan kompilasi berbagai sumber mengenai IPA dan Biografi pemimpin Indonesia (Bp Soeharto dan Adam Malik), kemudian sejak SMA kelas 1 saya sudah menyelesaikan pendidikan Bahasa Inggris saya sampai tingkat Post Graduate sehingga saya bisa mengajar di lembaga pendidikan terbesar di Sumatera Selatan saat itu dari Beginner sampai tingkat Advanced, dan selama kuliah, saya hampir tidak banyak bergaul dengan teman-teman karena waktu saya diisi dengan mengikuti berbagai kursus dan pelatihan termasuk Bahasa Jepang, komputer dan lain-lain. Semua atas kesadaran sendiri tanpa diminta oleh orang tua atau keluarga. Kegiatan serupa terus berlangsung sampai saya menyelesaikan kuliah saya di Perguruan Tinggi Negeri di Palembang. Saya juga senang mendalami berbagai bahasa filsafat dan banyak tulisan saya yang diminta beberapa teman untuk dijadikan referensi. Entahlah… padahal saya membuat kata-kata bijak itu tanpa banyak berpikir, namun esensinya dianggap oleh mereka memiliki makna yang dalam / filosofis. Beberapa kemampuan cenayang juga seringkali saya rasakan, baik secara visual (clairvoyance) maupun auditory (clairaudience), padahal saya tidak berguru dengan siapapun sebelumnya. Dan ini secara ilmiah juga sering ditulis melalui analisa aura photography yang sengaja saya ikuti setiap tahun selama 5 tahun berturut-turut, yang pada intinya menjelaskan saya memiliki kemampuan extra-sensory perception atau sixth-sense. Namun, saya memiliki keyakinan bahwa semua itu anugrah dari Tuhan YME, dan saya hanya diberikan sedikit kemampuan untuk itu dan itu sudah sangat membuat saya bahagia dan bersyukur kepada Nya. Dalam perkembangan paska kuliah, saya memang bekerja di berbagai perusahaan besar dan Multinasional. Namun sebagaimana orang indigo saya sangat idealis dan memegang prinsip, sekaligus taruhannya adalah dibenci dan dimusuhi. Bagi saya yang terpenting adalah bagaimana misi yang saya bawa sejak lahir terutama menjaga kejujuran, integritas dan profesionalisme bisa berjalan. Sejak di bangku sekolah sampai kuliah saya memegang prinsip kejujuran, sehingga beberapa dosen menawarkan saya kesempatan membantu mereka dalam proyek pekerjaan mereka. Setelah menyelesaikan kuliah di samping bekerja di perusahaan-perusahaan, waktu sabtu-minggu saya banyak saya gunakan untuk kegiatan mengikuti berbagai seminar dan pelatihan yang semuanya dengan biaya sendiri dan banyak di antaranya tidak punya relevansi dengan pekerjaan kantoran yang saya jalani. Sebut saja pelatihan-pelatihan di bidang pemberdayaan diri seperti Hypnosis, Hypnotherapy, NLP, Esoterik dan sebagainya. Saya memiliki visi ke depan dengan talenta yang saya miliki saya bisa berkiprah tidak hanya garis lurus dalam bidang profesi saya sebagai Akuntan dan Auditor, tetapi juga sebagai Guru, trainer dan praktisi dari berbagai keilmuan yang bermanfaat bagi orang banyak.
Sebagai orang tua, ketika kita memiliki anak, kita tidak bisa serta-merta memaksakan kehendak kita pada mereka, karena anak-anak, memiliki pola pikir dan gaya komunikasi sendiri yang kadangkala membuat kita terperangah. Watak yang keras dan suka membantah dapat kita jadikan masukan agar kita bisa mengubah cara kita membimbing anak, misalnya saja anak indigo karena mereka merasa terlahir di dunia ini dengan membawa misi khusus dari Sang Pencipta. Pendekatan yang paling baik adalah dengan cara persuasif (non-otoriter) karena anak-anak sekarang seiring dengan perubahan zaman, tanpa disadari memiliki perbedaan dari anak-anak seusia kita dulu. Beberapa tips & trik untuk menghadapi anak indigo adalah:
- ajaklah anak untuk memahami dan mempraktekkan suatu aktivitas yang positif
- Ajaklah ia berkomunikasi sebagai “Partner” bukan saja antara orang tua dan anak, sebab anak indigo tidak bisa “ditekan” sekalipun oleh orang tuanya. Ketika ia mendapatkan kesempatannya untuk didengar dan diperhatikan, ia akan memberikan perhatian dan rasa hormat juga kepada anda. Perlu diketahui bahwa anak indigo memiliki kecerdasan rata-rata di atas anak seusianya dan bahkan kelihatan lebih cepat dewasa.
- Jika mereka mendapat informasi tentang hal negatif yang berbau kekerasan, ancaman, klenik, dan sebagainya, berikanlah mereka informasi yang benar dan bimbinglah sesuai dengan ajaran agama dan sikap toleransi yang baik dalam hidup bermasyarakat
- Hindari atau kurangi menggunakan kata-kata seperti “Jangan malas”, “jangan nakal”, dan sebagainya, dan gantikan dengan kalimat yang persuasif positif seperti “Yuk kita selesaikan dulu PR nya…”, “Jadilah anak yang baik, sayang dengan orang tua dan teman-teman…” dan sebagainya
- Hindari menggunakan kalimat atau kata yang mengandung ancaman dan kekerasan karena anak anda akan meng”Copy-paste” kebiasaan orang tua dan orang dekatnya tersebut. Jika anda melakukannya, bersiap-siaplah untuk “diserang balik” dengan bahasa-bahasa serupa yang akan membuat anda semakin emosi. Jika ini terjadi, kembalilah pada bahasa persuasif yang meneduhkan
- Seringkali kita berpikir apa yang menurut kita terbaik, adalah terbaik pula untuk anak kita, padahal mereka punya pribadi yang kebanyakan berbeda dengan anda karena mereka unik adanya. Cobalah dengan mendengarkan apa yang diinginkan oleh anak anda, harapannya ke depan dan ikut membantu mengembangkan bakat mereka dengan cara-cara konstruktif.
- Jika mereka melihat “sesuatu”, misalnya entitas gaib, maka berikanlah ia informasi yang jelas bahwa memang di alam semesta ini terdapat banyak makhluk ciptaan Tuhan, sebagaimana hewan dan tumbuh-tumbuhan, demikian pula dengan mereka yang gaib. Dan berikanlah anak anda pengertian yang seimbang sehingga dari kecil ia sudah bisa berpikir dengan realistis dan rasional.
Semoga artikel ini bermanfaat.
—-
(*) Warna aura tidak bisa dijadikan patokan karena warna tersebut bisa berubah-ubah dalam jangka waktu tertentu dikarenakan faktor emosional, kondisi psikologis lain dan sebagainya. Mungkin dalam satu atau dua kesempatan auranya terlihat “indigo” namun di lain waktu tidak. Namun secara umum, seorang anak indigo memiliki aura Ilahiah yang lebih dominan seperti ungu dan violet.