Energi Cerdas & Pikiran Bawah Sadar

Terapi Reiki Para praktisi Reiki apapun tradisinya pasti mengetahui bahwa terapi yang diberikannya mampu melakukan healing pada pasien tanpa harus mendiagnosa penyakit seperti yang dilakukan oleh dokter terlebih dahulu. Jika untuk menjadi seorang dokter yang dibutuhkan adalah IQ atau tingkat kecerdasaan yang tinggi, namun untuk menjadi praktisi Reiki, seyogyanya seseorang memiliki Emotional and Spiritual Quotient (ESQ) yang baik.

Reiki memiliki keterkaitan dengan Emosi dari praktisi karena saat dilakukan chanelling ke energi semesta dan ingin menyalurkannya ke tubuh pasien, seorang praktisi harus dalam kondisi tenang, nyaman bahkan rileks.  Kekakuan/ ketegangan saat penyaluran energi malah tidak banyak memberi manfaat bahkan bisa membuat blok energi yang menghambat proses mengalirnya energi itu sendiri. Peace in Mind adalah prasyarat untuk menjadi praktisi Reiki yang baik.  Di samping itu, aspek Spiritual dari praktisi Reiki adalah sebuah pemicu munculnya kesadaran murni bahwa ia hanyalah perantara dari penyembuhan Ilahiah, bukan orang yang memiliki kesaktian.  Energi alam semesta ini akan mengalir dengan baik dan dapat tersalurkan ke tubuh pasien jika praktisi memiliki dua atribut tersebut.

Di sisi lain, seorang pasien penyembuhan dengan terapi Reiki, atau tradisi energi lain di bawah kelompok Prana, sekalipun tidak diminta untuk berkonsentrasi pada penyakit yang dideritanya saat dilakukan terapi, seyogyanya menerima penyaluran energi tersebut karena pikiran pasien adalah kunci utama penyembuhan terjadi. Ketika seorang pasien menolak secara sadar maupun tidak sadar (misalnya tertanam keyakinan yang negatif atas penyembuhan energi ini sehingga muncul mental block secara otomatis), maka tingkat penyembuhan energi pun tidak berlangsung dengan baik bahkan sia-sia. Oleh sebab itu, pasien perlu meningkatkan keyakinan bahwa energi penyembuhan yang disalurkan melalui praktisi Reiki adalah energi Ilahiah karena praktisi Reiki sendiri hanya bertindak sebagai perantara dan atas izin Tuhan YME maka kesembuhan atau mukjizat kesembuhan akan terjadi.

Pikiran bawah sadar baik praktisi maupun klien memegang peranan penting dalam sesi terapi holistik khususnya dengan menggunakan Reiki dan sejenisnya karena semua sensasi atau vibrasi energi positif akan mengalir keluar dan masuk melalui tataran kesadaran yang ada. Kesadaran energi semesta atau Ilahiah ini akan bekerja secara cerdas dalam proses penyembuhan penyakit atau gangguan non-medis pada tubuh pasien. “Energy flows where the mind goes” dalam terapi Reiki menjadi konsep dasar karena ketika seorang praktisi berniat menyalurkan energi penyembuhan ke seluruh tubuh pasien walaupun hanya menempelkan telapak tangan di pundak pasien saja, atau bahkan dengan menggunakan proyeksi pikiran ke tubuh pasien jarak jauh, maka energy healing pun akan terjadi. Hal ini disebabkan karena Energi tidak terbatas oleh ruang dan waktu (hukum fisika kuantum).

Demikian sekilas artikel yang mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan atas keilmuan Reiki baik bagi praktisi maupun pasien yang ingin menjalani sesi energy healing ini.