
Setelah mereka mengetahui apa yang secara emosional paling mudah “dimasuki” (alias membikin kita “trance”), maka para penipu ini akan mengatur strategi. Saya pernah mengalaminya sendiri namun karena saya memahami pola komunikasi tersebut, maka saya jadi lebih siap menghadapi penipuan khususnya dengan teknik “conversational hypnosis” ini. Dalam artikel ini saya ingin berbagai tips dan trik menghindari tindak penipuan ini.
Ini “resep” untuk menghindari kejahatan penipuan dengan Hipnotis via Telepon/ Handphone:
1. Jangan langsung secara emosional menanggapi semua pesan yang disampaikan oleh orang lain via telpon, sekalipun mereka canggih dengan menggunakan teknik persuasif, pacing dan leading yang sangat meyakinkan. Misalnya, anak kita dikabarkan mengalami kecelakaan lalu secara berjenjang dan estafet beberapa orang pelaku ini meyakinkan kita.
Dalam setiap proses pembicaraan dengan siapa saja, sisakan “ruang” dalam pikiran kita untuk bisa berpikir secara tenang.
2. Lakukan Break State, jadi ketika mereka sedang sangat aktif memasukkan pesan (menginduksi dan mensugesti kita dengan pola bahasa hipnotik), kita putuskan dulu proses tersebut dengan mengalihkan pikiran kita pada suatu yang lain, misalnya.. o ya saya minta waktu 5 menit mau ke kamar kecil dulu atau saya akan hubungi 5 menit lagi karena sedang rapat dan sebagainya. Break State ini penting agar kita bisa kembali memfungsikan otak kiri (pikiran sadar atau conscious mind) kita untuk melihat dari sudut pandang berbeda sehingga muncul kemampuan analitis atas sebuah peristiwa.
Bahaya jika tidak “diputus” sebuah proses induksi/ sugesti adalah kita “akan terus diarahkan” sampai uang di ATM bisa jebol.
3. Lakukan cross check dengan cara menelpon pihak lain yang memang memiliki pengetahuan/informasi/otoritas atas suatu peristiwa tersebut. Alias jangan mudah percaya apa yang kita dengar sekalipun dari orang yang mengaku “dokter”, “pejabat”, dan lain sebagainya. Dari pengecekan langsung melalui telpon ke nomor orang yang memiliki pengetahuan/informasi/otoritas itulah kita bisa menyimpulkan apakah kita sedang ditipu atau tidak.
4. Ketika kita dihubungi kembali oleh mereka yang “menunggu transferan” dari kita, maka kita bisa langsung menanyakan maksud tindakan mereka lalu kita ancam untuk melaporkan mereka. Bisa juga menjebak mereka bertemu dengan alasan hanya punya uang tunai dan tidak bisa melalui transfer, lalu kita menghubungi pihak berwajib agar mereka bisa tertangkap tangan dan jadi pesakitan (atau mungkin karena emosional nyaris “dikerjai”, kita bisa mengeluarkan segudang kata-kata berbau kebun binatang hehehe..)
Pesan dari artikel ini adalah kita harus berhati-hati karena semakin canggih pengetahuan, misalnya hipnotis, yang dimiliki seseorang maka semakin berbahaya jika ia menyalahgunakannya untuk tindakan kejahatan. Memang semua ilmu memiki plus dan minus, tinggal bagaimana kita menyikapinya dengan bijak.