Reiki & Prana Shakti

Apresiasi Tenaga Dalam Prana Shakti di Master Holistic CenterMungkin banyak diantara kita sudah mengenal Reiki, yaitu teknik penyembuhan holistik yang dibangkitkan melalui sebuah penyelarasan atau disebut Attunement. Dengan attunement yang diberikan oleh seorang Master, maka praktisi mampu mengakses (subtle) energy yang ada di alam semesta, terutama energi positif atau energi untuk penyembuhan. Melalui chakra kedua telapak tangan, praktisi Reiki menyalurkan energi tersebut ke tubuh pasien yang sedang sakit atau mengalami gangguan kesehatan.

Reiki pada mulanya juga terasa asing dan banyak yang mempertanyakan manfaatnya. Mulanya kalangan medis belum bisa menerima konsep penyembuhan ini, namun sejalan dengan bertambahnya waktu dan berbagai pembuktian, maka dewasa ini cukup banyak rumah sakit (hospitals) di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Canada, Jerman, Inggris, dan lain-lain yang menyediakan fasilitas terapi holistik ini sebagai terapi komplementer menangani berbagai kasus penyakit misalnya Cancer (kanker) dan stroke.
Memang semuanya masih perlu waktu agar terapi holistik ini bisa diterima lebih luas lagi di negara-negara lain seperti Indonesia.

Apakah Reiki dikenal di Asia? Ya, tentu saja karena sejarah awal mulanya Reiki berasal dari Jepang dengan ditemukannya kembali teknik penyembuhan holistik yang diyakini sebenarnya sudah ada ribuan tahun lalu. Penemu Reiki ini adalah Mikao Usui. Perkembangan pesat keilmuan ini terus berlangsung dan merambah di puluhan negara di dunia dalam berbagai TRADISI atau disebut VARIANS nya, seperti Reiki Kundalini, Reiki Tummo, Reiki Vajra Tummo, Inti Reiki, Waskita Reiki, Shamballa Multi Dimensional Healing atau Shamballa Reiki, dan masih ada mungkin ribuan tradisi lainnya.

Pro dan Kontra selalu saja menjadi bumbu dan kembali kepada kita bagaimana selektif mencari tahu dan belajar dengan seorang Master yang baik karena pada dasarnya walaupun Reiki sendiri tidak didasarkan pada ajaran keyakinan tertentu, namun begitu menjamurnya kreasi Reiki baru menyebabkan banyak ditambah dengan berbagai doa atau mantera yang terkesan merujuk pada keyakinan tertentu.

Pada tahun 2003, seorang Grand Master di bidang Esoterik di Indonesia, yang bernama Yan Nurindra, menemukan sebuah teknik pencapaian kultivasi semesta yang bersifat filosofis. Beliau menemukan keilmuan yang disebut PRANA SHAKTI. Namun Prana Shakti ini bukanlah nama dari suatu Perguruan Silat Tenaga Dalam, tetapi nama Keilmuan. Dimana pada dasarnya seluruh subtle energy di alam semesta ini dapat digolongkan ke dalam kelompok Prana dan Kelompok Shakti.

Kelompok Prana berorientasi ke Makrokosmos atau jagad besar. Adapun teknik atau tradisi yang ada di bawah Prana adalah Reiki, Seichim, Chikung, Shamballa Multi Dimensional Healing, Seichem, Prana (Choa Kok Sui), dan masih banyak lagi. Varians Reiki saja ada ratusan bahkan mungkin sudah ribuan. Di antaranya yang kita kenal di Indonesia antara lain Reiki kundalini, Vajra Tummo Reiki, Reiki Tummo, Reiki Usui, Waskita Reiki, dan lain-lain.

Sedangkan subtle energy yang berada di bawah Shakti, yang berorientasi pada jagad kecil atau dalam diri kita sendiri, antara lain Kundalini, ilmu Hikmah, ilmu Haq, Tenaga Dalam Inti, Mantera, dan sebagainya. Biasanya untuk membangkitkan Shakti ini praktisi harus menggunakan keyakinan yang tinggi.

Baik Prana maupun Shakti dapat dilakukan penyelarasan dan pembangkitan secara menyeluruh. Namun hanya mereka yang telah menjadi Prana Shakti Master yang mampu melakukannya, sehingga praktisi yang berada pada tingkat pertama atau Dharana dapat mengakses seluruh tradisi energy yang ada di bawah Prana dan Shakti secara sempurna, atas izin Tuhan YME. Oleh sebab itu, berbeda dengan tingkatan dalam tradisi Reiki misalnya, dalam Prana Shakti, sekalipun baru tingkat pertama dari tiga tingkatan yang ada, praktisi Prana Shakti adalah Grand Master of Subtle Energy Traditions, artinya mereka diberikan hak dan kemampuan untuk menjadi Grand Master dari seluruh tradisi energi yang pernah ada. Setelah mendapatkan abhiseka dan shaktipat Prana Shakti, para praktisi mampu melakukan Self-Initiation sehingga mereka tidak membutuhkan lagi attunement atau initiation dari seluruh tradisi energi yang ada.

Namun demikian, karena Prana Shakti berada pada tataran filosofis keilmuan, dan hanya dengan niat, energi secara otomatis dapat disalurkan untuk penyembuhan atau tenaga dalam misalnya, jika praktisi ingin mengetahui teknik dan fungsi dari masing-masing energi tradisi, mereka bisa berkonsultasi dengan praktisi dari berbagai tradisi dimaksud, atau membaca buku-buku yang terkait.

Manfaat yang dapat langsung dirasakan praktisi ketika mengikuti pelatihan Prana Shakti ini antara lain keselarasan dengan energi semesta, kesehatan dan imunitas tubuh. Disamping itu praktisi dapat melakukan self-healing, membantu orang lain yang menderita sakit atau gangguan kesehatan dari yang biasa sampai kronis, baik dari jarak dekat maupun jarak jauh. Juga mampu mengatasi berbagai masalah dengan energi negatif, dapat melakukan materialisasi sampai membuka jalur tenaga dalam orang lain dan mengasah kepekaan indera ke enam/ telepatik.

Begitu komprehensifnya keilmuan Prana Shakti menyebabkan banyak kalangan mulai dari masyarakat awam, praktisi berbagai teknik penyembuhan sampai para master tradisi penyembuhan ikut mempelajarinya dari para authorized instructors Prana Shakti. Berbagai tradisi keilmuan menjadi sangat mudah dari sudut pandang Prana Shakti. Oleh sebab itu, Prana Shakti disebut juga Kunci Pembuka Ilmu.