Misteri Masa Depan

peramalBanyak cara atau teknik yang digunakan orang dalam usaha mencari tahu apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang padahal masa depan sendiri masih merupakan misteri yang tidak bisa di ‘crack’ seperti belajar ilmu pengetahuan biasa. Ada yang menggunakan teknik yang disebut Palmistry (ilmu membaca telapak tangan), Numerology (ilmu menggunakan angka-angka misalnya dari tanggal, bulan, tahun lahir dan dikaitkan dengan jumlah digit pada nama kita), Kartu Tarot bahkan yang paling mudah adalah dengan menggunakan Pendulum. Apakah semua metode ini memiliki hasil yang akurat?

Sebenarnya metode yang dibuat manusia untuk mengetahui masa depan itu tidak ada yang sempurna karena ada variabel ‘unknown’ atau yang tidak diketahui misalnya kondisi atau kejadian yang melibatkan faktor eksternal seperti hukum sebab-akibat yang sulit diterjemahkan untuk semua kejadian secara presisi. Di samping itu, faktor misteri dari “waktu” yang terus berjalan tidak bisa dijadikan variabel konstan. Kita hanya tahu apa yang telah terjadi atau dirasakan tapi itupun belum utuh.  Faktor internal yang ‘membiaskan’ sebuah prediksi sebenarnya muncul dari persepsi dari setiap orang yang tidak bisa dilepaskan dari faktor kepentingan sampai dengan hal yang sepele yakni emosi.

Karena banyaknya kelemahan seperti yang disebut di atas, maka sederhananya kebanyakan orang menggunakan kekuatan pikiran bawah sadar yang tanda kutip harus ‘bebas’ dari segala preferensi atau subyektifitas. Tapi bisakah semua orang melalukannya?  Sekalipun pikiran bawah sadar (sub-conscious mind) itu luar biasa cerdas apalagi pada anak indigo, tetap saja apa yang ingin dilihat tidak serta merta akurat untuk semua kejadian. Paling satu atau beberapa kejadian yang bisa ‘dibaca’ atau ‘dilihat’ dan hasilnya presisi. Sisanya?

Memang pada dasarnya dalam setiap agama telah dijelaskan bahwa manusia tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dan ketika terjebak pada beberapa ‘kebetulan’, maka akan muncul sebuah kesombongan bahkan tak jarang dalam kondisi tertentu berpotensi merusak kemauan atau mentalitas, misalnya seseorang sudah mengetahui bahwa ia akan meninggal dalam keadaan berlumur dosa, maka apa yang telah ia lakukan sekarang dengan beribadah dan beramal menjadi terpengaruh. Ia berpikir buat apa aku beribadah dan berbuat kebaikan terus kalau akhirnya aku meninggal dalam keadaan seperti itu? Padahal yang Maha Tahu adalah Tuhan YME sendiri. Sekalipun ia meninggal dengan cara mengenaskan, mungkin itu adalah bagian dari cara Tuhan mengurangi ‘siksa’ orang tersebut di akherat kelak. Sekali lagi kita seyogyanya selalu berikhtiar terus memperbaiki diri karena dengan demikian apapun yang terjadi,  kita akan bisa menjadi lebih ikhlas dan hal itu merupakan wujud ketakwaan kita terhadap Tuhan YME.

Oleh sebab itu agama melarang kita untuk percaya pada ramalan apalagi meyakini apa saja yang dikatakan oleh seorang dukun, bahkan menjadi dosa dan berakibat tidak diterimanya ibadah kita selama jangka waktu tertentu.  Yang bisa diprediksi mungkin sebuah konsekwensi logis berupa hukum sebab-akibat yang jelas indikatornya. Misalnya prediksi akan melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar yang memiliki variabel internal dan eksternal yang jelas.

Sebenarnya daripada menghabiskan waktu untuk mencari dukun atau paranormal yang bisa membaca tentang kehidupan masa depan kita, lebih baik kita menyisihkan waktu kita untuk melakukan interospeksi diri. Dari berbagai kelemahan atau kekurangan yang kita miliki, kita berdayakan dengan cara mengubahnya menjadi sebuah kekuatan atau pemicu dari kesuksesan-kesuksesan lain dalam hidup kita. Untuk dapat melakukan hal ini tentu dibutuhkan:

  • Niat atau keinginan kuat untuk mengalahkan sang ego dalam diri kita
  • menerima apa yang telah terjadi dalam diri kita
  • membuka pikiran dan wawasan agar kita menjadi lebih bijak, tidak seperti ‘katak dalam tempurung’
  • mengoptimalkan resources yang ada dan bersedia mengembangkan potensi positif yang ada
  • memetakan langkah-langkah dalam mencapai sebuah tujuan atau outcome yang akan kita raih di masa depan
  • menjalankan semua rencana dan membuka kesempatan untuk revisi apabila di tengah jalan mengalami hambatan.
  • senantiasa bersyukur atas karunia yang Tuhan berikan pada diri kita, karena baik dan buruk mengandung hikmah atau pembelajaran bagi diri kita

Nah, ketika kita telah menjalankan segala langkah di atas, maka kita memiliki sebuah gambaran tentang apa yang kita akan tempuh atau hadapi. Ingatlah yang bisa kita ubah adalah yang ada dalam kendali kita.  Intinya kita tidak bisa berharap banyak mengubah orang lain sementara kita sendiri dalam masalah. Ketika kita bisa mengubah mindset kita sendiri terlebih dahulu, maka tentu hal ini lebih bermanfaat dalam membantu kita menatap masa depan. Di samping itu, kita harus yakin bahwa tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada hanya feedback sehingga kita tidak mudah drop secara psikologis.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan memberikan sudut pandang baru yang memberdayakan.