Q: Apakah Hypnosis adalah ilmu hitam atau kuasa gelap?
A: Tidak. Hypnosis murni ilmiah dan nama yang digunakan oleh James Braid (1796-1815), seorang dokter berkebangsaan Skotlandia yang berpraktek di Manchester. Sekalipun HYPNOSIS berasal dari akar kata HYPNOS yang diambil dari mitologi Yunani Kuno, berarti Dewa Tidur, namun sama sekali tidak berkaitan dengan ritual atau kuasa gelap. Yang dimaksud “Tidur” di sini adalah “tidur syaraf” alias relaksasi, sehingga seseorang disebut di “hipnosis” karena yang bersangkutan secara gelombang otak (brain wave) nya memasuki Hypnotic State (yakni pada gelombang Alpha dan Theta). James Braid menduga Trance terkait dengan “tidur syaraf” ini. Oleh sebab itu ia menamakan ilmu pengetahuan tentang fenomena trance ini sebagai Hypnosis.
Q: Apakah yang dimaksud Trance ?
A: Trance adalah kondisi dimana seseorang lebih fokus ke internalnya. Untuk bisa fokus itu biasanya dikaitkan dengan sugesti yang berasal dari luar, bisa berupa ucapan, suara, musik, dan sebagainya yang “ditangkap” secara inderawi kemudian diproses dalam sub-conscious mind (pikiran bawah sadarnya) sebagai suatu hal yang diyakini ada, benar adanya, dapat dirasakan dan di eksekusi karena sesuai dengan internal map orang yang bersangkutan. Oleh sebab itu, Hypnosis disebut juga Self-Hypnosis karena sebenarnya yang membuat orang itu terlihat “sakti” atau hebat (karena bisa mengerjakan sesuatu di luar logika), adalah Diri Orang itu Sendiri (sebut saja DOS). Jadi, tentunya jika sugesti atau induksi yang diterima dan diproses dalam pikiran orang itu tidak “selaras” dengan “maunya DOS” maka sulit untuk memasuki kondisi Trance.
Q: Terus, apa hubungannya dengan pertunjukan di televisi yang menunjukkan seolah-olah seorang ahli Hypnosis (disebut Hipnotis), terlihat sangat hebat?
A: Ya, tentu saja. Seorang Hipnotis menggunakan teknik induksi dan sugesti untuk “membuka Critical Area” yang ada pada pikiran bawah sadar seseorang, dengan cara menemukan cara mudah yang bisa dipahami DOS orang tersebut, baik melalui kesamaan sifat/karakter, kesenangan/hobi, rekaman peristiwa, dan sebagainya. Ketika teknik sang Hipnotis “klik” dengan DOS maka ia bisa mengarahkan orang lain tersebut untuk melakukan sesuatu. Jadi, teknik induksi atau sugesti secara umum belum tentu bisa membuat beberapa orang memasuki kondisi trance yang dimaksudkan. Efek yang luar biasa saat stage hypnosis sebenarnya bisa dilihat dari berbagai sisi. Biasanya sebelum pertunjukan, seorang hypnotist telah melakukan pemilihan cepat dan menentukan siapa yang bisa masuk kondisi trance yang dalam dalam waktu cepat alias sangat sugestif. Dan setelah itu, ia akan melakukan beberapa hypnotic training terhadap pikiran bawah sadar agar pikiran bawah sadarnya mampu menangkap “anchor” yang dibentuk oleh hypnotist. Jadi, orang ini siap untuk mengikuti sesi stage hypnosis. Untuk penjelasan lebih lanjut termasuk varians dari teknik yang dipakai oleh hypnotist dalam usaha menarik perhatian audience akan dijelaskan dalam pelatihan Hypnosis yang diadakan.
Q: Agar bisa membawa seseorang memasuki kondisi trance, apa yang perlu kita lakukan?
A: Sederhananya bisa dilakukan dengan teknik induksi baik rapid induction maupun induksi standard seperti progressive relaxation. Namun, karena “kode akses DOS” orang tersebut harus digali agar orang tersebut bisa masuk kondisi trance dengan mudah, maka perlu dilakukan beberapa pendekatan, yakni melalui teknik Building Rapport, dan salah satu unsurnya adalah Pre-Induction Techniques yakni menggunakan tes Sugestivitas (Suggestivity test). Semakin sugestif seseorang dengan suatu teknik pre-induction, maka semakin mudah bagi seorang hipotis maupun hipnoterapis mencari “jalan masuk” baik berupa teknik induksi yang sesuai sampai dengan penyusunan Script untuk sugesti yang sesuai dengan orang tersebut.
Q: Apakah zaman dahulu, sebelum dikenalkannya ilmu “Hypnosis” oleh James Braid, orang-orang tidak mengenal ilmu Hipnosis?
A: Tidak. Sebenarnya James Braid hanya menamakan metode yang mengakses kemampuan pikiran bawah sadar untuk keperluan medis secara terstruktur dan empiris dari bidang keilmuan yang didalaminya. Ilmu Hypnosis, jika dilihat dari fenomena yang ditimbulkannya, sebenarnya sudah ada sejak awal peradaban manusia, mungkin lebih dari 4000 tahun yang lalu. Hanya saja, dahulu orang-orang menyebut fenomena-fenomena yang luar biasa dari kekuatan pikiran bawah sadar itu sebagai suatu “ritual penyembuhan”, “magnetisme”, atau nama-nama mistis lainnya. Termasuk di Indonesia orang banyak mengenal Kuda Lumping, Debus, dan lain-lain. Pada hal esensinya adalah dengan teknik atau ritual berbau mistis / spiritual, maka seseorang bisa memasuki kondisi trance dan akhirnya kekuatan supernormal bisa dia lakukan (Ini merupakan bagian dari Self-Hypnosis juga). Bayangkan kalau ritual atau mantra yang dibacakan sama-sekali asing atau tidak pernah terlintas apalagi terekam dalam sub-conscious mind seseorang, maka sulit diperoleh efek-efek yang ajaib tersebut karena “kode akses DOS” nya tidak “klik” dengan induksi atau sugesti yang diberikan.
Q: Dengan telah terstrukturnya keilmuan Hypnosis modern sekarang ini, apakah seseorang bisa memasuki trance dengan cepat (tanpa ritual klasik atau tradisional) dan juga menghasilkan kemampuan yang sama seperti mampu menyembuhkan orang lain, kebal dan sebagainya?
A: Ya, tentu saja. Namun, karena tingkat sugestivitas orang berbeda-beda dan pendekatan yang dipakai seringkali tidak “klik” dengan “kode akses DOS” dalam pikiran bawah sadar orang tersebut, maka muncul beberapa kendala. Padahal, semua manusia pasti bisa masuk kondisi trance. Just the way we have to explore !
Q: Kalau semua orang bisa masuk kondisi trance, apakah serta-merta kita bisa mengeksplorasi semua yang ada dalam pikiran bawah sadar orang tersebut dengan mudah?
A: Tidak juga. Hal ini membutuhkan “kode akses DOS” yang sesuai. Jadi, jika dalam pikiran bawah sadar orang tesebut tidak pernah terekam suatu peristiwa baik yang secara langsung atau tidak langsung pernah dia alami, misalnya, maka akan sulit untuk mengarahkan orang itu melalukan apa yang kita minta. Biasanya “kode akses DOS” bisa dipecahkan dengan teknik sederhana, misalnya YES-SET (dalam keilmuan NLP) yang berkaitan dengan internal map orang tersebut. Kemudian dengan teknik-teknik tertentu dalam hypnosis atau hypnotherapy, orang tersebut dapat dibimbing atau di re-program pikiran bawah sadarnya. Dalam hipnoterapi, misalnya, seorang yang di terapi akan mengalami perubahan dari struktur fisiologis dan pola pikirnya setelah mendapatkan sugesti tertentu, termasuk Post Hypnotic Suggestion.
Q: Apakah perlu untuk menjadi seorang Hipnotis dan Hipnoterapis handal, seseorang mempelajari NLP ?
A: Ya, tentu saja. NLP (Neuro-Linguistic Programming) adalah pengetahuan yang dahsyat yang mempelajari berbagai sisi pikiran dan peta mental seseorang, dan melakukan modelling atas kesuksesan yang dicapai oleh orang lain, baik secara verbal maupun non-verbal. Ibarat kata, NLP adalah Manual for the Brain, sehingga untuk sukses, siapapun butuh buku manual nya. Termasuk profesi Hipnotis dan Hipnoterapis. Jadi wajar sekali jika banyak aplikasi NLP yang terpakai dalam Hypnosis dan Hypnotherapy.